Laju Reaksi

Thanks,..

Donderdag 18 April 2013

PRAKTIKUM ANORGANIK "ALUMINIUM DAN SENYAWANYA"




       I.            Judul Percobaan
Alumunium dan Senyawanya
    II.            Tujuan Percobaan
Mempelajari  sifat – sifat logam alumunium dan persenyawaannya
 III.            Dasar Teori
Sekarang banyak perabotan rumah tangga yang menggunakan bahan aluminium terutama peralatan dapur. Selain itu, aluminium juga digunakan di perusahaan besar seperti pembuatan badan pesawat. Hal ini disebabkan karena logam aluinium ringan dan bersifat anti karat. Aluminium dalam sistem periodik merupakan unsur periode ketiga dan berada pada golongan 13. Atom aluminium memiliki konfigurasi elektron terluar 3s2 3p1 dengan energi ionisasi pertama 577 Kj/mol, energi ionisasi kedua 1820 Kj/mol dan energi ionisasi ketiga 2740 Kj/mol. Dari konfigurasi elektronnya, terlihat bahwa atom ini dapat bergabung dengan cara melepaskan elektron valensinya, namun aluminium lebih cenderung memiliki ikatan kovalen karena memiliki keelektronegatifan yang cukup besar.
Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya .
Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang meninjuk pada senyawa garam rangkap Kal(SO4)2.12H2O; kata ini berasal dari bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. Oleh Humphry Davy, logam rangkap ini diusulkan dengan nama alumium kemudian berubah menjadi aluminum. Namun, nama ini pun segera termodifikasi menjadi aluminium yang menjadi populer di seluruh dunia kecuali Amerika Utara dimana American Chemical Society (Himpunan Masyarakat Kimia Amerika) pada tahun 1925 memutuskan tetap menggunakan aluminum di dalam publikasinya .
Aluminium merupakan unsur logam abu-abu mangkilat, lembek, dan kurang kuat tetapi ringan. Terdapat di alam pada kerak bumi terutama sebagai bauksit yang menjadi sumber utamanya. Logam ini reaktif dan segera bereaksi dengan oksigen di udara membentuk lapisan oksidanya yang membungkus badan logam sehingga menghalangi oksidasi selanjutnya dan logam menjadi tahan karat. Campurannya dengan logam-logam seperti Ni, Cu, Zn, Si, dsb, menghasilkan alloy yang ringan dengan kegunaan yang luas, misalnya untuk pesawat terbang, kapal, blok mesin, alat-alat rumah tangga, kerangka bangunan, dll. Okasidanya sebagai alumina (Al2O3) yang ditemukan di alam antara lain berupa merah delima, safir, korundum dan emeri yang digunakan untuk pembuatan delas dan bahan tahan panas.
Aluminium adalah ogam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 659˚C. Bila terkena udara, obejk-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer
Logam aluminium dapat bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat, baik yang encer maupun yang pekat menghasilkan garamnnya. Dengan asam nitrat, logam aluminium tidak bereaksi karena permukaan menjadipasif, etapi dalam keadaan tidak murni qakan bereaksi dengan asam nitrat dalam sembarang kepekatan. Larutan alkali kaustik panas bereaksi dengan aluminium membentuk aluminat dan gas hidrogen. Aluminium dengan kanfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1 dikenal mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam aluminium tahan terhadap korosi udara karena reaksi antara logam aluminium dengan oksigen membentuk lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut.
Endapan putih seperti gelatin, yaitu aluminium hidroksida Al(OH)2 yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan. Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium disebabkan oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan masuk ke dalam larutan sebagai aluminium hisroksida koloid (sol aluminium hidroksida); sol ini berkoagulasi pada pendidihan atau pada penambahan garam-garam yang larut (misalnya aluminium klorida), dengan menghasilkan endapan aluminium hidroksida yang dikenal sebaai gel aluminium hidroksida. Untuk menjamin pengendapan yang sempurna, dengan larutan amonia. Larutan amonium itu ditambahkan dengan sedikit berlebihan dan caampuran didihkan sampai larutan sedikit berbau amonia. Bila baru diendapkan, ia mudah melarut dalam asam kuat, tetapi setelah dididihkan ia menjadi sangat sedikit larut :
Al3+ + NH3 + H2O      Al(OH)3 + 3 NH4+

Sifat-sifat Aluminium:
       Aluminium merupakan logam putih keperakan dan sangat ringan, memiliki daya hantar panas maupun daya hantar listrik tinggi.
Beberapa reaksi kimia aluminium.
1.    Mudah terbakar dalam nyala api dan menghasilkan panas reaksi yang tinggi.
2Al + 3/2O2                          Al2O3 + 399 kkal
Sifat ini digunakan sebagai dasar untuk mereduksi beberapa sulfida dan oksida. Contoh : 2Al + Fe2O3                2Fe + Al2O3 + 199 kkal
Proses ini disebut aluminothermi atau proses thermit.
 2.    Bereaksi dengan asam menghasilkan gas hydrogen.
2Al(s) + 6H+(aq)                   2Al3+(aq) + 3H2(g)
     3.   Bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali menghasilkan gas H2.
Reaksinya :
2Al(s) + 2 OH-(aq) + 6H2O(l)                     2Al(OH)4- + 3H2(g)
4. Dengan udara logam ini membentuk lapisan oksida yang kuat pada permukaannya yang dapat melindungi logam dari oksida lebih lanjut. Karenanya logam ini dikatakan bersifat tahan karat (korosi) dan digunakan untuk melapisi logam lain agar tahan karat.
Beberapa senyawa aluminium
Aluminium oksida (Al2O3)
    Aluminium oksida dengan asam klorida menghasilkan reaksi yang baik,akantetapi dengan asam nitrat tidak bereaksi karena kuatnya ikatan Al-O.Kalor pembentukan aluminium oksida Al2O3 juga besar,399 kkal.Karena itu aluminium dapat dipakai untuk mereduksi oksida-oksida logam lain.Besi(III)oksida  dapat direduksi oleh aluminium dengan membebaskan banyak kalor :


2Al(p) + 3/2 O2(g) → Al2O3                                                + 399 kkal
                  Fe2O3(p) → 2 Fe(p) + 3/2 O2(g)            - 197 kkal
2Al (p)+ Fe2O3   → 2 Fe (p) + Al2O3(g)                              + 202 kkal

   Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil – hasil reaksinya,besi dan aluminium oksida.Reaksi ini bias menghasilkan suhu sampai 3000oC.Reaksi termit ini dipakai untuk mengelas besi dan bom bakar.Oleh karena stabilitasnya aluminium oksida,logam ini dapat dipakai untuk mereduksi oksida – oksida logam lainnya,misalnya magnesium oksida dan manganoksida.Reduksi dengan karbon atau hidrogen menghasilkan logam – logam yang tercampur dengan karbida dan hidrida.karenanya,kadang – kadang aluminium digunakan untuk mereduksi.
Aluminium Klorida (AlCl3)
     Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari orbital hibrid ini diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga atom klor dan tiga dari atom Al), orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini dapat bersifat sebagai asam Lewis.
     Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan memakai bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari unit AlCl3 lainnya.
AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3.
AlCl6                               2 AlCl3
Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
Al3+(aq) + 3 H2O(l)              Al(OH)3(s) + 3H+ (aq)
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)
     Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain adalah sebagai pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang mengandung jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal sebagai kalium aluminium sulfat dengan rumus KAl(SO4)2.12 H2O. Garam ini dikenal dengan alum atau tawas.
Aluminium Hidrida (AlH3)
     Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis.
     AlH3 + H+                 AlH4+
     Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen adalah LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
     AlH4+ + 4H2O                 Al(OH)3 + 4H2 + OH-
 Larutan garam – garam aluminium seperti AlCl3 atau Al2(SO4)3bersifat asam karena hidrolisa :
     Al3+  + H2O                AlOH2+ + H+

Pada penambahan alkali,akan terbentuk endapan putih :
     Al3+  + 3OH-                 Al(OH)3
Atau
     Al(H2O)63+  + 3OH-                 Al(OH)3(H2O)3 + 3H2O

Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan endapan Al(OH)3 oleh karena larutan garam – garam tersebut bersifat basa.Endapan Al(OH)3 akan larut dengan pengambahan basa berlebih atau penambahan asam karena bersifat amfoter.
Penambahan basa :
    Al(OH)3(p) + OH-                Al(OH)4-
Atau
          Al(OH)3(H2O)3(p) + OH-             Al(OH)4(H2O)- + H2O
Penambahan asam :
         Al(OH)3(p) + 3H+                     Al3+ + 3H2O
        Al(OH)3(H2O)3(p)  + 3H+                    Al(H2O)63+
Aluminium hidroksida banyak dipakai sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna pada kain.
 IV.            Alat dan Bahan
a. Alat
No
Alat
Ukuran
Jumlah
1.
Tabung reaksi
-
5
2.
Lampu spritus
-
1
3.
Batang pengaduk
-
2
4.
Botol semprot
-
2
5
Corong
-
1
6.
Pipet tetes
-
4
7.
Gelas kimia
25 ml
4
8.
Rak tabung reaksi
-
1
9
Neraca digital
-
1




  b. Bahan
No
Bahan
Jumlah
1.
Logam/ pita aluminium
3ml
2
Logam / pita magnesium
3ml
3
Serbuk Al
secukupnya
4
Indikator universal
5 buah
5
AlCl3 anhidrat
secukupnya
6
Al2O3
0,1 gram
7
HCL encer
3 ml
8
NaOH 0,1 M
30 tetes
9
Amonia
15 tetes
10
Kertas saring
1
11
Indikator PP
Secukupnya
12
Aquades
Secukupnya

    V.            Prosedur Percobaan
A. Sifat Aluminium Hidroksida
1.      Dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan garam aluminium,tambah dengan beberapa tetes ammonia.Diamati apa yang terjadi.Teruskan penambahan ammonia hingga berlebih.Apakah ada perubahan?
2.      Dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan garam alumunium,Ditambah dengan beberapa tetes larutan NaOh.Endapan yang terjadi dibagi dua bagian.Bagian pertama,Diteruskan penambahan NaOH hingga berlebih,sedangkan bagian yang lain tambah dengan asam klorida.Diamati apa yang terjadi !
3.      Disediakan endapan alumunium hidroksida dengan cara mereaksikan Larutan garam alumunium dengan larutan NaOH encer.DiSaring endapan yang terbentuk,kemudian endapan yang ada dikertas saring dicuci dengan air dingin(dituang dengan air dingin ).Kepada endapan diatas kertas saring itu,tuangi dengan larutan yang berwarna misalnya metilviolet.Diamati apa yang terjadi !
            B. Melihat Proses Pemanasan dan Memeriksa pH Alumunium Klorida
1.      Pemanasan klorida anhidrat:Panaskan alumunium klorida anhidrat dalam tabung reaksi.Amati apa yang terjadi ?
2.      Dimasukkan satu sendok alumunium klorida anhidrat kedalam tabung reaksi,kemudian tambahkan air setetes demi setetes.Diamati dan ukur pH-nya dengan indikator Universal.
            C. Melihat Sifat Asam Basa Al2O3
1.      Dimasukkan 0,1 gram Al2O3 kedalam tabung reaksi,kemudian tambahkan dengan 3 ml air.periksa pH-nya dan amati apa yang terjadi!
2.      Dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung reaksi,kemudian tambahnakn 3 ml HCl encer.Amati apa yang terjadi dan periksa pH-nya.
            D. Membandingkan Sifat Basa Ion Al3+ dan ion mg2+
1.      Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3ml garam Al 0,1M dank e dalam tabung reaksi yang kemasukkan 3 ml garam Mg 0,1 M.Diperiksa pH masing – masing larutan dengan indikator universal.
2.      Ditambahkan larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Al sampai tidak terbentuk endapan.
3.      Ditambahkan larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Mg sampai tidak terbentuk endapan.






VI. Hasil Pengamatan

No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
A.Sifat Alumunium Hidroksida

1.
2ml Al3+ + NH4OH (5 tetes)

Kemudian penambahan NH4OH berlebih Sebanyak 10 tetes  NH4OH.

Terbentuk endapan putih dan berbau
Endapan berkurang larutan sedikit agak bening.
2.
2ml Al3+ + 5 tetes NaOH.Endapan yang terjadi dibagi dua bagian.
Bagian pertama, endapan atas + 10 tetes NaOH.

Bagian Kedua,endapan bawah + 10 tetes HCl
Terbentuk endapan putih (pada bagian atas)Endapan terbagi dua:
Bagian pertama,terbentuk endapan putih yang mulai berkurang sedikit
Bagian kedua,larutan menjadi bening
3.
Endapan Al(OH)3 dengan cara mereaksikan larutan garam Al3+ + NaOH encer.Disaring endapan yang terbentuk,kemudian endapan yang ada dikertas saring dicuci dengan air dingin(dituang dengan air dingin ).Kepada endapan diatas kertas disaring,dituang dengan larutan metilviolet,
terbentuk endapan (filtrat) Kristal bulat yang bening  seperti gel diatas kertas saring.

B.Melihat Proses Pemanasan dan memeriksa pH alumunium Klorida

1.
Dipanaskan klorida anhidrat:
Dipanaskan  alumunium   klorida anhidrat dalam tabung reaksi.
Saat dipanaskan terdapat
asap,bau,uap air dan bentuknya mengencil dari bentuk awal.
2.
Alumunium klorida anhidrat + H2O ,kemudian mengukur pHnya dengan indikator universal.
Pada luar tabung reaksi terasa panas,larutan berwarna putih bening dann pHnya adalah 3
C. Melihat Sifat Asam Basa Al2O3

1.
0,1 gram Al2O3 + 3 ml H2O.diperikasa pHnya dan diamati apa yang terjadi!
- Al2O3 + H2O tidak larut
- pHnya adalah 6
2.
0,1 gram Al2O3 + 3ml HCl  encer.Diperiksa pHnya dan diamati apa yang terjadi!
-Al2O3  + HCl tidak larut
-pHnya adalah 1
3.
0,1 gram Al2O3 + 3 ml NaOH.Diperiksan pHnya dan diamati apa yang terjadi!
- Al2O3 + NaOH tidak larut
- pHnya adalah 13
D. Membandingkan Sifat Basa ion Al3+ dan ion mg2+

1.
3ml Al 0,1 M dan 3 ml Mg 0,1 M.Diperiksa pHnya masing – masing larutan dengan indikator universal!

2.
3 ml Al 0,1 M + 10 tetes NaOH encer.pada tabung reaksi yang berisi garam Al sampai tidak terbentuk endapan
- Pada tetesan pertama sudah terbentuk endapan
-  pHnya adalah 4
3.
3ml Mg 0,1 + 10 tetes NaOH.pada  tabung reaksi yang berisi garam Mg sampai tidak terbentuk endapan/
- pada tetesan kelima terbentuk endapan
- pHnya adalah 5





VII. Pembahasan.
A.Sifat Aluminium Hidroksida
Pada percobaan ini, Dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 2ml larutan garam alumunium yang ditambahkan beberapa tetes NH4OH maka penambahan beberapa tetes NH4OH pada larutan Al3+ akan membentuk endapan  Al(OH)3 yang berwarna putih keruh seperti gelatin  dan berbau. Saat ditambahkan NH4OH berlebih, endapan yang terbentuk menjadi sedikit berkurang dan larutan menjadi lebih bening dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Endapan  Al(OH)3 akan larut dengan penambahan asam atau basa berlebih karena bersifat amfoter . Hal ini sudah sesuai dengan teori  dan persamaan reaksi :
Al3+ + 3 NH4OH  → Al(OH)3 ↓ + 3NH4+
                Pada percobaan selanjutnya, penambahan beberapa tetes larutan NaOH pada larutan Al3+  akan menghasilkan endapan Al(OH)3 yang berwarna putih keruh. Kemudian endapan yang terbentuk dibagi menjadi dua bagian dimana endapan atas ditambahkan NaOH 10 tetes terbentuk endapan putih yang mulai berkurang sedikit  dan endapan bawah ditambah HCl encer 10 tetes larutan menjadi bening. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika garam aluminium ditambahkan dengan basa (alkali hidroksida) akan membentuk endapan Al(OH)3 yang jika ditambahkan dengan basa ataupun asam yang berlebih menyebabkan hidroksida yang terbentuk melarut kembali dengan persamaan reaksi :
Al3+ + 3NaOH  → Al(OH)3 + 3NaCl
Al(OH)3 + NaOH →  Na[Al(OH)4]
Al(OH)3 + 3HCl  → AlCl3 + 3H3O

Langkah berikutnya disediakan endapan alumunium hidroksida dengan cara mereaksikan larutan garam alumunium dengan larutan NaOH encer.Disaring endapan yang terbentuk,kemudian endapan yang ada dikertas saring dicuci dengan air dingin(dituang dengan air dingin).Kepada endapan diatas kertas saring itu,dituangi dengan larutan yang berwarna yaitu PP.Hasil percobaan nya ialah terbentuk endapan  seperti gel yang disebut dengan gel alumunium hidroksida.
                    Menurut teori alumunium hidroksida Al(OH)3,yang larut sedikit dalam reagensia berlebih.Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonia,disebabkan oleh efek ion sekutu.sebagian kecil endapan masuk ke dalam larutan sebagai alumunium koloid(sol alumunium hidroksida):sol ini berkoagulasi pada penambahan garam – garam yang larut dengan menghasilkan endapan alumunium hidroksida yang dikenal dengan gel alumunium hidroksida.
                B. Melihat Proses Pemanasan dan memeriksa pH Alumunium Klorida
Pada percobaan pemanasan klorida anhidrat,Dipanaskan alumunium klorida Anhidrat dalam tabung reaksi terdapat asap,bau,Uap air dan bentuknya mengecil dari bentuk awal.
                Selanjutnya dimasukkan satu sendok alumunium klorida anhidrat ke dalam tabung reaksi,kemudian ditambahkan air setetes demi setetes.Maka saat diamati pada luar tabung terasa panas dan larutan berwarna putih bening dan saat diuji pHnya menggunakan indikator universal  didapatkan pHnya adalah 3.hal ini menunjukkan bahwa alumunium klorida bersifat asam. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan jika Alumunium klorida anhidrat padat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam dengan pH 2-3 atau lebih rendah jika larutan yang diperoleh lebih pekat.
C.Melihat Sifat Asam Basa Al2O3
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan 3 ml air.maka Al2O3 tidak larut dan pHnya adalah 6. Seusai teori, Al2O3 tidak dapat bereaksi dengan air dan tidak larut dalam air. Walaupun masih mengandung ion oksida, tapi terlalu kuat berada di dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air.
Pada percobaan berikut ini dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3ml HCl encer.setelah diamati Al2O3 tidak larut juga dan pHnya adalah 1.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Al2O3 dapat bereaksi dengan asam klorida encer menghasilkan AlCl3 yang menunjukkan sisi basa dari sifat amfoternya sedangkan jika bereaksi dengan basa akan menghasilkan larutan natrium tertahidroksoaluminat yang menunjukkan sisi asam dari sifat amfoternya.
Pada percobaan selanjutnya juga sama yaitu dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung kemudian ditambahkan 3ml NaOH.setelah diamati Al2O3 juga tidak larut dan pHnya adalah 13.
Namun, hal tersebut (tidak terjadinya reaksi antara Al2O3 dengan NaOH dan HCl) dapat terjadi jika Al2O3 yang digunakan berasal dari pemanasan Al(OH)3 di atas suhu 850 oC. menurut teori, jika suhu pembuatan di atas 850 oC, maka oksida yang terbentuk tidak larut dalam asam maupun basa sehingga saat pH diukur, bukan pH Al2O3 yang terbaca tetapi pH dari HCl dan NaOH itu .
                D. Membandingkan Sifat Basa Ion Al3+ dan Ion Mg2+
Pada percobaan ini dimasukkan 3 ml garam Al3+ 0,1 M dan ke dalam tabung reaksi yang lain dimasukkan 3 ml garam mg 0,1 M lalu tambahkan larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Al sampai tidak terbentuk endapan.dan tambahkan juga larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Mg sampai tidak terbentuk endapan.Diperiksa pH masing – masing larutan dengan indikator universal dan didapatkan hasil Al3+ ditambah NaOH 10 tetes  sudah terbentuk endapan pada tetesan pertama dan pHnya adalah 4 sedangkan Mg2+ ditambah NaOH 10 tetes terbentuk endapan pada tetesan ke lima dan pHnya 5.Dari hasil ini dapat diketahui bahwa Al3+ lebih bersifat asam dibandingkan dengan Mg2+. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika larutan garam aluminium dan magnesium direaksikan dengan basa (NaOH) akan membentuk endapan Al(OH)3.








VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.      Sifat Alumunium Hidroksida adalah Al(OH)3 dapat larut dalam pH asam maupun basa sedang amonia akan membentuk Al(OH)3 (endapan sempurna).dan terbentuk endapan  seperti gel yang disebut dengan gel alumunium hidroksida.
2.      Al(OH)3 bersifat asam
3.      Al2O3 tidak larut dalam air dan bersifat amfoter
4.      Al3+ lebih bersifat asam dibandingkan dengan mg2+
B. Saran
Diharapkan agar praktikan selanjutnya lebih cermat dan teliti saat praktikum sehingga diperoleh hasil yang diharapkan.





















IX. DAFTAR PUSTAKA

Keenan dkk. 1979. Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam. Jilid II. Jakarta :Erlangga.
Mun’im , Abdul.,S.2002. Kimia Anorganik 2. Palangka Raya :
Universitas Palangkaraya.
Petrucci, H. Ralph . Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi ke
Empat Jilid III. Jakarta : Erlangga.
Rahmah. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik . Palangka Raya :
Universitas Palangkaraya.
Sugiyarto, Kristian H.2003 . Kimia Anorganik II . Yogyakarta: Jurusan Kimia UNY.


X Lampiran
-          Fotocopy laporan sementara















Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking