Sondag 21 April 2013
Donderdag 18 April 2013
Laporan Praktikum
I.
JUDUL
PEMANFAATAN ALUMINIUM
DARI KALENG BEKAS MINUMAN
II.TUJUAN :
Membuat gas hidrogen dengan mereaksikan logam
Al dengan basa.
III.Dasar
Teori
A . Pengertian
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan yang lunak. Aluminum,
Al, merupakan anggota golongan 13, berada sebagai aluminosilikat di kerak bumi
dan lebih melimpah daripada besi. Mineral aluminum yang paling penting
dalam metalurgi adalah bauksit, AlOx (OH)3-2x (0 < x
<1). . Sifat aluminum dikenal dengan baik dan aluminum banyak digunakan
dalam keseharian, misalnya untuk koin, panci, kusen pintu, dsb. Logam aluminum
digunakan dengan kemurnian lebih dari 99%, dan logam atau paduannya (misalnya
duralium) banyak digunakan.
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur
ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak bumi
sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi,
dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit
dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain)
(USGS). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena aluminium merupakan
logam yang cukup reaktif.
Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah
pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara
sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat
ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu,
tergantung kekasaran permukaannya. Kekuatan tensil aluminium murni adalah 90 MPa, sedangkan aluminium paduan memiliki
kekuatan tensil berkisar 200-600 MPa. Aluminium memiliki berat sekitar satu
pertiga baja, mudah ditekuk, diperlakukan dengan mesin, dicor, ditarik
(drawing), dan diekstrusi.
Resistansi terhadap korosi terjadi akibat fenomena pasivasi, yaitu
terbentuknya lapisan aluminium oksida ketika aluminium terpapar dengan udara
bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh.
Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap korosi akibat reaksi
galvanik dengan paduan tembaga.
Aluminium juga merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika
dibandingkan dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan dengan
tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor panas dan listrik yang cukup
baik, namun cukup berat.
Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain aluminium
itu sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak pernah
mengandung 100% aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang terkandung di
dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam aluminium murni biasanya adalah
gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses peleburan dan pendinginan/pengecoran
yang tidak sempurna, material cetakan akibat kualitas cetakan yang tidak baik,
atau pengotor lainnya akibat kualitas bahan baku yang tidak baik (misalnya pada
proses daur ulang aluminium). Umumnya, aluminium murni yang dijual di pasaran
adalah aluminium murni 99%, misalnya aluminium foil.
B.
Kandungan Atom/Unsur dan Ikatan
Aluminium disimbolkan dengan Al, dengan nomor atom 13 dalam tabel periodik
unsur. Bauksit, bahan baku aluminium memiliki kandungan aluminium dalam julah
yang bervariasi, namun pada umumnya di atas 40% dalam berat. Senyawa aluminium
yang terdapat di bauksit diantaranya Al2O3, Al(OH)3,
γ-AlO(OH), dan α-AlO(OH)
Isotop aluminium yang terdapat di alam adalah isotop 27Al,
dengan persentase sebesar 99,9%. Isotop 26Al juga terdapat di alam meski
dalam jumlah yang sangat kecil. Isotop 26Al merupakan radioaktif
dengan waktu paruh sebesar 720000 tahun. Isotop aluminium yang sudah ditemui
saat ini adalah aluminium dengan berat atom relatif antara 23 hingga 30, dengan
isotop 27Al merupakan isotop yang paling stabil.
IV. ALAT DAN BAHAN
NO
|
Nama Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Kaleng bekas minuman
|
|
2
|
Larutan NaOH
|
|
3
|
Botol
|
|
4
|
Balon
|
|
5
|
Gelas ukur
|
|
6
|
Korek api
|
|
V.Prosedur Kerja
1.
Dibersihkan kaleng bekas kemasan minuman
ringan sehingga bebas dari cat atau plastic yang melapisinya.
2.
Dipotong – potong sebagian kaleng menjadi
ukuran sekitar 2 x 1 cm.
3.
Ditimbang potongan logam Al sekitar 5 gram
(catat berat sebenarnya secara tepat lalu hitung molnya).
4.
Diambil 50 ml larutan NaOH 0,1 M lalu
masukan kedalam botol.
5.
Dimasukan potongan logam Al yang sudah di
ketahi ke dalam larutan NaOH dan segera tutup rapat dengan balon yang tersedia, pastikan tidak ada kebocoran.
6.
Sekali-sekali diguncangkan botol dan amati
apa yang terjadi.
7.
Setelah reaksi selesai, lepaskan balon dan
usahakan tidak ada gas yang lepas.
8.
Diuji gas yang di peroleh dengan
menyulutkanya dengan bara api. (hati-hati : dapat terjadi ledakan).
VI. Hasil Pengamatan
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
Ø Bersihkan
kaleng bekas kemasan minuman ringan sehingga bekas dari cat atau plastik yang melapisinya
Ø
Pmenjotong-potong sebagian kaleng menjadi
ukuran 2 x 1 cm
Ø
Timbang potongan Al sekitar 5 gram ( catat
berat sebenarnya secara tepat lalu hitung molnya)
Ø
Ambil 50 ml laruran NaOH 0.1 M lalu masukan
kedalam botol
Ø
Masukan potongan logam Alyang sudah diketahui
kedalam larutan NaOH dan segera tutup
rapat dengan balon yang tersedia. Pastikan tidak ada kebocoran.
Ø
Sekali-sekali diguncangkan botol dan amati apa
yang terjadi.
Ø
Setelah reaksi selesai, lepaskan balon dan usahakan
tidak ada gas yang lepas
Ø
Diuji gas yang di peroleh dengan menyulutkanya
dengan bara api. (hati-hati : dapat terjadi ledakan).
|
Massa aluminium
= 5,00 gram
V NaOH = 50 ml
Larutan NaOH
berwarna bening saat larutan NaOH
+ logam Al, larutan berbuih dan bergelembung, kira-kira 1 menit balon mulai
bergelembung berisi gas H2 yang dihasilkan dari reaksi NaOH + Al,
Erlenmeyer terasa panas,
menandakan reaksi eksoterm,
Balon bertambah besar,dan
buih dari hasil reaksi NaOH + Al semakin sedikit,
Balon yang berisi H2
bunyinya nyaring dan berwarna orange dari hasil ledakan,
Balon yang berisi gas
biasa bunyinya kurang nyaring dan tidak ada warna dari hasil ledakan.
|
VII. PEMBAHASAN DAN JAWABAN TUGAS
A. PEMBAHASAN
Aluminium merupakan logam amfoter.
Mengapa dikatakan amfoter? Apa arti amfoter? Suatu zat bersifat amfoter berarti
zat tersebut dapat bersifat asam saat direaksikan dengan basa kuat, misalnya
NaOH. Dapat bersifat basa apabila zat tersebut direaksikan dengan asam kuat,
contohnya asam khlorida, HCl
Ketika sepotong lempeng aluminium atau
aluminium foil dicelupkan ke dalam larutan asam khlorida, terbentuk gas yang
tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini tentulah gas hidrogen yang berasal dari ion-ion H+ asam khlorida.
Apakah reaksi ini tergolong reaksi redoks? Ya, jelas reaksi redoks.
Pada percobaan ini pengikisan permukaan logam aluminium dianggap sebagai
tolok ukur, sehingga semakin banyak pengikisan permukaan logam aluminium oleh
larutan perendaman maka semakin banyak nuklida-nuklida aktif yang ikut lepas.
Namun pada pelaksanaannya pengikisan permukaan juga dibatasi, dari segi teknis
maksimum tebal pengikisan permukaan yang diperbolehkan adalah 0,50 mm.
Aluminium oksida juga dapat menunjukkan
sifat asamnya, dapat dilihat dalam reaksi dengan basa seperti larutan natrium
hidroksida. Berbagai aluminat dapat
terbentuk – senyawa dimana aluminium ditemukan dalam ion negatif. Hal ini
mungkin karena aluminium memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan kovalen
dengan oksigen. Pada contoh natrium,
perbedaan elektronegativitas
antara natrium dan oksigen terlalu besar untuk membentuk ikatan selain ikatan
ionik. Tetapi elektronegativitas
meningkat dalam satu periode – sehingga perbedaan
elektronegativitas antara aluminium dan oksigen lebih kecil. Hal ini
menyebabkan terbentuknya ikatan kovalen diantara keduanya. Dengan larutan natrium hidroksida pekat
yang panas aluminium oksida bereaksi menghasilkan larutan natrium
tetrahidroksoaluminat yang tidak berwarna.
Pada prcobaan ini kelarutan kerapatan alumnium terhadap perendaman menggunakan larutan perendam NaOH. Yaitu pada perendaman menggunakan
larutan NaOH, menunjukkan bahwa
dengan semakin meningkatnya konsentrasi
NaOH dan waktu proses perendaman
maka dapat menaikkan kelarutan
aluminium. Hal ini menunjukkan semakin
banyak logam aluminium yang terkikis
berarti semakin banyak nuklidanuklida yang
menempel di logam yang terlepas.
REAKSI :
2 Al(s) + 2 NaOH(aq)
+ 6 H2O(l) → 2 NaAl(OH)4(aq) + 3 H2(g)
2 Al(s) + 2 OH-(aq)
+ 6 H2O(l) → 2 Al(OH)4-(aq) + 3 H2(g)
Al membentuk ion Al(OH)4-; berarti bilangan
oksidasinya berubah dari nol menjadi +3. Sedang bilangan oksidasi H dari +1
menjadi nol. Berarti baik dalam asam maupun basa, reaksi redoks yang terjadi
sebagai akibat dari sifat keamfoteran Al, ternyata perubahan bilangan
oksidasinya sama.
Sebelumnya untuk membuktikan bahwa
hidrogen dapat dipakai sebagai pendesak
air karena sifatnya yang tak larut dalam air terlebih dahulu hidrogen hasil reaksi dialirkan ke dalam tabung reaksi yang berisi dengan air dan kemudian tampak volume air
dalam tabung semakin berkurang yang tergantikan oleh posisi hidrogen yang berupa udara kosong. Cara pembuatan hidrogen yang dalam
praktikum ini adalah dengan mereaksikan aluminium
dengan basa kuat. Aluminium merupakan logam yang berwarna putih abu-abu (silver) yang melebur pada suhu 659 C0, dan bila terkena
udara akan teroksidasi pada permukaannya.
Pembentukan hidrogen ini terjadi menurut persamaan :
2Al(s) + 6 NaOH (aq)dipanaskan 2Na3 AlO3(aq) + 3H2(g)
B. JAWABAN TUGAS
1.
2 Al(s) + 2 NaOH(aq) + 6 H2O(l) → 2
NaAl(OH)4(aq) + 3 H2(g)
2 Al(s) + 6 NaOH (aq) dipanaskan 2 Na3
AlO3(aq) + 3H2(g)
2.
Diketahui
: m Al = 5 gram
Mr = 27 gram
Di tanya :
Volume gas = ?
Penyelesaian :
n = massa
Mr
= 5 gram
27 gram/mol
= 0,185 mol
Jawaban
:
Vm =
22,4 liter /mol
Volume
gas = n X Vm
= 0,185 mol x 22,4
Liter/mol
= 4,1 L
3.
Manfaat aluminium
·
menghilangkan karat
Remas selembar foil, lalu gunakan untuk menggosok
titik-titik karat dari bumper mobil dan batang besi tirai kamar mandi.
·
Dijadikan corong
Anda kesulitan memasukkan refill minyak ke dalam botolnya?
Gulung selembar foil membentuk kerucut, rekatkan dengan selotip, lalu jadikan
corong. Mulailah menuang minyak menggunakan corong foil ini.
·
Memancakan panas
Bungkus sepotong kayu lapis
dengan foil, lalu selipkan di belakang radiator untuk merefleksikan panas ke
ruangan. Tentunya, hal ini berlaku jika Anda tinggal di tempat yang berhawa
dingin.
·
Memelihara sabut baja
Letakkan sabut penggosok Anda di atas foil untuk
menjauhkannya dari karat.
·
Mengilapkan perak
Bungkus panci kaca dengan foil, tambahkan beberapa sendok
makan baking soda, isi panci dengan
air mendidih. Setelah itu, cemplungkan peralatan makan perak yang ternoda untuk
membersihkannya dengan cepat.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pada percobaan ini aluminium merupakan logam amfoter. Ketika sepotong lempeng
aluminium di celupkan ke dalam larutan NaOH, maka terjadilah suaatu reaksi
pengikisan permukaan logam aluminium. Pengikisan ini
di anggap
sebagai tolak ukur, sehingga semakin banyak pengikisan permukaan logam
aluminium oleh larutan perendam (NaOH), Semakin banyak pula nuklida-nuklida aktif yang ikut lepas maka terbentuklah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini tentulah gas hidrogen yang berasal dari ion-ion H+.
Reaksi
logam aluminium dan larutan NaOH
2 Al(s) + 2 NaOH(aq)
+ 6 H2O(l) → 2 NaAl(OH)4(aq) + 3 H2(g)
2 Al(s) + 6 NaOH (aq) dipanaskan 2 Na3 AlO3(aq) + 3H2(g)
B. Saran
Percobaan ini dilakukan sudah baik, namun cobalah
untuk lebih teliti lagi, misalnya dalam memilih alat dan berhati2 dalam
melakukan uji warna pada gas hidrogen saat pembakaran balon.
IX Daftar Pustaka
Ahmad, Zaki.2003. "The properties and application of
scandium-reinforced aluminum". JOM
Anonim. Aluminium, dari [[http://webmineral.com/data/Aluminum.shtml]]
diunduh pada tanggal 23 Mei 2012
Atkins, P.W. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 1.
Erlangga : jakarta. 1999. Bab IX halaman 243
Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A.1997. Chemistry of the
Elements (2nd ed.), Oxford:
Butterworth-Heinemann.
Petrucci, H. Ralph dan Suminar. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi keempat.
Erlangga : Jakarta. 1987. Bab 24. Halaman 180.
Sukardjo. Kimia
Koordinasi. Edisi Revisi (Ketiga). Rineka Cipta : Jakarta. 1992. Bab VI.
Halaman 134.
X.
Lampiran fotocopy laporan sementara
Laporan Anorganik II
I.
JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan
Natrium Tiosulfat
II.
TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat –
sifat kimianya.
III. LANDASAN
TEORI
Natrium tiosulfat merupakan garam dari tiosulfat yang
termasuk kedalam jenis asam polisulfomonosulfat. Selain itu asam ini juga
dikenal dengan vanadisulfanoat. Kedua asam ini merupakan runtutan dari asam
polisulfana (H2Sx). Ion tiosulfat ini memiliki geometri
tetrahedron terdistorsi. Natrium dialam hanya tersedia dalam wujud besi oksida
karbonat, sedangkan sulfida tidak ditemukan dalam bentuk murninya. Sedangkan
natrium yang ada dilaut berupa senyawa NaCl. Pada organisme (hewan) ion natrium
sangat berperan sekali yaitu sebagai konduksi saraf dan dapat juga digunakan
untuk menjaga keseimbangan osmosis dalam darah. Pada tumbuhan ion natrium berfungsi sebagai zat yang esensial untuk
pertumbuhan. Natrium tiosulfat merupakan salah satu senyawa dari natrium,
dengan rumus kimianya adalah Na2S2O3.5H2O
Pembentukan garam tiosulfat berdasarkan reaksi yang
terjadi antara belerang dan tiosulfit yaitu : SO32- + S → S2O32-
. Bila dalam reaksi diatas ditambahkan
belerang dalam jumlah yang berlebih maka semua ion sulfit akan dapat membentuk
ion S2O32-.
Pembuatan natrium tiosulfat dapat juga dilakukan dengan menggunakan H2S
sebagai bahan baku dan juga SO3. Namun sangat disayangkan cara ini sangat sulit
dilakukan. Dalam bidang kimia analitik, natrium tiosulfat ini merupakan larutan
standar yang digunakan untuk titrasi
iodometri dan hanya terdapat dalam bentuk pentahidrat, sehingga harus dilakukan
standarisasi dengan larutan standar primer.
Asam tiosulfat tidak stabil pada suhu kamar, Asam ini
dipisahkan pada suhu 78oC dari persamaan reaksi : SO3 + H2S
→ H2S2O3
Atau dari reaksi :
HO3SCl + H2S → H2S2O3 + HCl
Molekul gas sulfur tioksida SO3 memiliki
struktur segitiga datar dapat mengalami resonansi dengan melibatkan ikatan πp –
πp dari S-O. Adanya orbital P untuk ikatan dan orbital d kosong dari S
menyebabkan panjang S-O sangat pendek yaitu 1,43 A. Ion tio sulfat memiliki
struktur [ S-SO3 ]2- dengan panjang gelombang ikatan S-S
dan S-O masing-masing 1,99 + 0,10 dan 1,48 + 0,6Å, panjang ikatan S-S mendekati
panjang S-O menunjukkan bahwa dalam ikatan S-S juga terlibat ikatan II (pi).
Garam yang biasa disebut tiosulfat stabil dan berjumlah
banyak. Tiosulfat dibuat dengan memanaskan alkali/larutan sulfit dengan S dan
juga dengan mengoksidasi polisulfida dengan air seperti reaksi berikut :
Na2S2O3 + S → Na2S2O3
2NaS3 + 3O2 → 2Na2S2O3
+2S
Selain itu natrium tiosulfat dapat dibuat dari SO2 dengan reaksi
sebagai berikut :
2SO2 (aq) + O2(g) → SO3(g)
Kemudian direaksikan dengan Na2S2O3 dan
H2O
reaksi :
2SO2 + Na2CO3 + H2O → 2NaHSO3
+ CO2
produk (NaHSO3) direaksikan lagi dengan Na2CO3
reaksi :
2NaHSO3 + Na2CO3 → 2Na2SO3
+ CO2 + H2O
terakhir Na2SO3 direaksikan dengan S dengan bantuan
pemanasan.
Reaksi :
Na2S2O3 + S → Na2S2O3
Dalam percobaan ini akan dipelajari cara pembuatan
garam natrium tiosulfat dari reaksi antara sulfur dengan natrium sulfit.
Struktur molekul sulfur ada dua jenis yaitu rombik dan monoklin. Pada
temperature dibawah 96oC
stabil dalam bentuk rombik dan diatas temperature tersebut stabil dlam
bentuk monoklin. Dalam dua struktur tersebut molekul sulfur membentuk cincin
yang mengandung 8 atom. Agar sulfur dapat bereaksi maka harus dilakukan
pemutusan cincin yang ada terlebih dahulu. Oleh karena itu, mekanisme reaksi
yang melibatkan sulfur sangat rumit.
IV. ALAT
DAN BAHAN
A.
ALAT
NO
|
ALAT
|
UKURAN
|
JUMLAH
|
1
|
Alat refluks
|
|
1 set
|
2
|
Batang pengaduk
|
|
1
|
3
|
Gelas ukur
|
|
2
|
4
|
Pembakar spritus
|
|
1
|
5
|
penjepit
|
|
1
|
6
|
Tabung reaksi
|
|
2
|
7
|
Neraca digital
|
|
1
|
8
|
Kertas saring
|
|
Secukupnya
|
9
|
Pipet
|
|
2
|
10
|
Botol semprot
|
|
1
|
B. BAHAN
NO
|
BAHAN
|
UKURAN
|
JUMLAH
|
1
|
Natrium
sulfit
|
-
|
25 gram
|
2
|
Serbuk
belerang
|
-
|
4 gram
|
3
|
Kristal
Na2S2O3.5H2O
|
-
|
secukupnya
|
4
|
HCl
encer
|
-
|
3 mL
|
5
|
Aquades
|
-
|
secukupnya
|
6
|
Larutan Iod dalam KI
|
-
|
2 mL
|
V. PROSEDUR KERJA
A. PEMBUATAN NATRIUM
TIOSULFAT—HIDRAT
1.
alat refluks
disiapkan, kemudian dimasukkan 25 gram natrium sulfit ke dalam labu refluks
2.
ditambahkan 15 mL air dan 4 gram serbuk belerang,
kemudian direfluks selama 1 jam
3.
setelah itu larutan didinginkan dan sisanya disaring.
Filtrate dipindahkan ke dalam cawan pengupan dan uapkan sampai volume ± 5 mL.
4.
biarkan larutan dingin dan keringkan kristal yang
terbentuk dengan menekan kristal diantara dua kertas saring, kemudian kristal
ditimbang.
B. MEMPELAJARI SIFAT – SIFAT KIMIA NATRIUM SULFAT
1. Pengaruh
Pemanasan
beberapa Kristal Na2S2O3.5H2O
dalam tabung reaksi dipanaskan. Bagaimana stabilitas Kristal tersebut?
2. Reaksi dengan
Iod
1 gram Kristal natrium tiosulfat dengan 10 mL air, dan direaksikan dengan
2 mL larutan iod secara berlebihan.
3. pengaruh asam
encer
3 mL larutan natrium tiosulfat dengan asam klorida encer direaksikan
dengan volume yang sama. Setelah beberapa menit, dan diamati isi tabung reaksi
dan bau yang ditimbulkan.
VI.DATA HASIL PENGAMATAN
NO
|
PERLAKUAN
|
HASILPENGAMATAN
|
1
|
a. Pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat
1) 25 gram natrium sulfit + 15 mL air + 4 gram
serbuk belerang
2) Campuran direfluks selama 1 jam
3) Larutan didinginkan, disaring, dan diuapkan
4) Filtrate didiamkan
|
1. Larutan berwarna bening dan tidak menyatu
(serbuk belerang berada diatas air)
2. Temperatur campuran hangat, berwarna kuning
dan tidak menyatu (serbuk belerang berada diatas air)
Labu refluks terasa
panas dan terdapat uap didalamnya, pada 15 menit uap didalamnya sebagian
menetes
Setelah beberapa
menit larutan mendidih, berbau ( bau belerang) dan campuran membentuk 2
lapisan, pada bagian atas berwarna kuning dan lapisan bawah bening.
Larutan semakin berbau menyengat
3. Warna larutan kuning dan volume filtrat 17
ml. Residu 30,327 gram. T1
= 155OC dan T2 = 200OC.
4. Setelah dimasukan didalam es terbentuk
endapan kristal natrium tiosulfat massanya 6,705 gram.
|
|
b. Mempelajari sifat – sifat kimia natrium
sulfat
1) Natrium tiosulfat pentahidrat dipanaskan
2) 1 gram Kristal natrium tiosulfat + 10 ml
air +
2 ml iod berlebih
3) 3ml natrium tiosulfat + 3 ml asam klorida
encer, didiamkan
|
1. Bentuk awal Na2S2O3.5H2O
adalah dalam bentuk Kristal berwarna putih pekat. Setelah dipanaskan Kristal
mencair dengan cepat dan tidak berwarna serta berbau.
2. Kristal Na2S2O3.5H2O
dilarutkan dalam 10 ml air menjadi larutan yang tidak berwarna. Setelah
ditambahkan iod 10 tetes, pada awalnya larutan air dengan Na2S2O3.5H2O
tidak menyatu dengan iod, tampak larutan berwarna ungu dari iodidanya.
Setelah beberapa waktu larutan mulai menyatu antara iod dengan air dan Na2S2O3.5H2O.terbentuk
endapan putih dan terdapat serbuk putih melayang pada bagian atas larutan dan
tercium bau belerang.
3. Setelah ditetesi HCl encer awalnya larutan
tidak berwarna, setelah beberapa menit larutan berubah menjadi putih keruh
dan berbau.
|
VII. PEMBAHASAN
Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) adalah
salah satu jenis dari garam terhidrat. Garam terhidrat adalah garam yang
terbentuk dari senyawa-senyawa kimia yang dapat mengikat molekul-molekul air
pada suhu kamar. Ion tiosulfat dapat diperoleh secara cepat dengan cara
mendidihkan belerang dengan non sulfit atau dengan cara mendekomposisi ion
ditionit. Garam alkali tiosulfat banyak diproduksi terutama untuk kebutuhan
dibidang fotografi, dimana garam ini digunakan untuk melarutkan perak bromida
yang tidak bereaksi dalam suatu emulsi. ion tiosulfat dapat membentuk kompleks
Ag(S2O3)- dan Ag(S2O3)23-
Ion tiosulfat dapat juga membentuk kompleks dengan ion-ion logam lain.
Dalam percobaan ini akan dipelajari bagaimana cara pembuatan garam
natrium tiosulfat dan mempelajari sifat-sifatnya. Berbagai
macam cara dapat dilakukan untuk mempelajari sifat-sifat dari garam natrium
tiosulfat. Diantaranya dalam percobaan ini akan dilakukan pemanasan, reaksi
terhadap iod, dan pengaruh terhadap asam encer. Garam natrium tiosulfat
(Na2S2O3) merupakan suatu senyawa tiosulfat
dari alkali (natrium). Garam ini memiliki sifat hidroskopis (mudah menyerap air
di udara) sehingga seringkali dijumpai dalam bentuk hidratnya dibandingkan
bentuk murninya. Bentuk hidrat dari garam natrium tiosulfat paling banyak dalam
bentuk 5-hidrat dan 10-hidratnya, karena garam natrium tiosulfat berbentuk
serbuk putih, tetapi untuk mereaksikannya tetap dalam bentuk padat karena
tingkat kelarutannya yang cukup tinggi dan dapat pula dijadikan dalam bentuk
larutan. Kebanyakan tiosulfat yang pernah dibuat dapat larut dalam air, tetapi
dalam bentuk timbal, perak atau barium hanya larut sedikit sekali. Banyak dari
tiosulfat ini larut dalam larutan natrium tiosulfat berlebih, membentuk garam
kompleks. Garam-garam tiosulfat merupakan senyawa kompleks dimana kation yang
mengikat tiosulfat merupakan atom pusat yang menyediakan orbital
kosong(elektrofilik) sehingga dapat mengikat ligan anion yaitu tiosulfat yang
memiliki elektron bebas sehingga dapat membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Dalam
percobaan ini diawali dengan merefluks natrium sulfit dan belerang dalam sebuah
labu alas bulat, tujuan dari refluks ini yakni untuk mempercepat terjadinya
reaksi dan dapat maksimal (sempurna). Proses refluks dilakukan pada percobaan
ini agar struktur molekul sulfur yang membentuk cincin yang mengandung 8 atom
(S8) dapat diputuskan, sehingga dapat bereaksi dengan natrium sulfit. Agar
pemutusan cincin S8 ini berlangsung dengan sempurna, maka proses refluks
dilakukan selama 1 jam. Perefluksan terus dilanjutkan sampai pada campuran
terbentuk seperti 2 lapisan, yaitu lapisan agak bening dibawah dan lapisan
kuning diatas. Setelah terbentuk 2 lapisan tersebut, perefluksan dihentikan dan
disaring dengan kertas saring agar terpisah dari zat pengotornya. Tetapi
sebelum itu filtrat natrium tiosulfat didinginkan terlebih dahulu dengan es
batu sampai terbentuk kristal putih. Es batu berfungsi agar kristal dapat
terbentuk dengan cepat. Setelah disaring, filtrat yang diperoleh kemudian
diuapkan sampai terbentuk kristal. Proses penguapan ini untuk menghilangkan
molekul air yang bukan pentahidrat.
Dari percobaan
ini diperoleh berat endapan sebesar 6,705 gram. Adapun reaksi yang berlangsung
pada pembuatan Na2S2O3 ini adalah :
Na2S2O3
+ S + 5H2O → Na2S2O3.5H2O
Mempelajari
Sifat – Sifat Natrium Tiosulfat
1.
Pengaruh
Pemanasan
Percobaan selanjutnya yaitu akan mempelajari sifat – sifat natrium
tiosulfat yaitu mengetahui pengaruh pemanasan terhadap natrium tiosulfat
pentahidrat. Pada percobaan ini kristal
Na2S2O3.5H2O dipanaskan dan
diperoleh bahwa kristal natrium tiosulfat pentahidrat meleleh jika dipanaskan.
Pada praktikum kali ini uji pengaruh pemanasan hanya dilakukan pada natrium
tiosulfat pentahidarat, karena tidak tersedianya natrium dekahidarat pada
laboratorium sehingga kita tidak dapat membandingkan stabilitas termal kedua kristak
tersebut. Menurut literatur jika dibandingkan dengan natrium tiosulfat
dekahidrat,maka natrium tiosulfat pentahidrat lebih cepat meleleh karna natrium
tiosulfat dekahidrat lebih banyak mengandung air. Maka dapat disimpulkan bahwa Tiosulfat disini bersifat
hidroskopis.
persamaan reaksi
:
Na2S2O3.5H2O
(s ) → Na2S2O3 (aq) + 5H2O
(l)
2.
Reaksi dengan Iod
Pada percobaan ini 1 gram Na2S2O3 yang dilarutkan dengan 10 mL H2O
menghasilkan larutan yang bening kemudian ditambahkan dengan larutan Iod
berlebih sebanyak 2 mL I2
menghasilkan larutan yang bening dan setelah beberapa waktu terdapat endapan
putih.. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi Redoks (Reduksi Oksidasi) yang
ditandai dengan adanya perubahan warna Iod.
Reaksinya
sebagai berikut :
Reduksi : I2 +
2e → 2I-
Oksidasi : 2S2O32- → S4O62- +
2e
2S2O32- + I2 → S4O62- +
2I-
Jadi : 2 Na2S2O3
+ I2 → 2 NaI + Na2S4O6
Pada persamaan reaksi tersebut,
terlihat bahwa iod berfungsi sebagai oksidator yang mengoksidasi ion tiosulfit
atau natrium tiosulfat mereduksi iod., dan iod sendiri mengalami reduksi dari I2 menjadi I-.
3.
Pengaruh Asam Encer
Pada percobaan ini 3 mL Na2S2O3 direaksikan dengan 3 mL HCl encer menghasilkan larutan bening dan terbentuk
endapan sehingga larutan menjadi warna putih susu yang merupakan endapan belerang dan berbau
menyengat karena terdapat gas SO2. Dalam percobaan ini asam klorida
berfungsi untuk menguapkan sulfur dioksida dan mengendapkan sulfur. Itulah
sebabnya pada reaksinya menimbulkan bau menyengat yang merupakan gas SO2.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
~
Na2S2O3
+ 2HCl→ H2S2O3 + 2NaCl
~
H2S2O3 → SO2(g) + S(s) +
H2O(l)
VIII.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Natrium tiosulfat pentahidrat dapat dibuat
dengan cara mereaksikan natrium sulfit dan belerang dengan air dengan cara
direfluks, disaring, diuapkan dan dikeringkan sampai terbentuk endapan.
2. Sifat – sifat natrium tiosulfat adalah sebagai
berikut :
~
Natrium
tiosulfat bersifat hidrokopis. Bila kristal natrium tiosulfat dipanaskan akan
melepaskan uap air yang dikandungnya, dimana kristal yang lebih banyak
mengandung molekul air akan lebih lambat mencair dari pada yang sedikit
mengandung molekul air.
~
Ion
tiosulfat dapat mereduksi iod membentuk ion tetrationat .
~
Sulfur
dapat dibebaskan dengan penambahan HCl encer pada natrium tiosulfat.
B.
SARAN
Diharapkan buat praktikan lebih
teliti dalam memperhatikan kebersihan alat yang digunakan. Selain itu praktikan
sebaiknya sebelum melakukan praktikum membaca terlebih dahulu metode kerja
sehingga waktu yang diperlukan dapat seefisien mungkin digunakan.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Universitas Indonesia Press : Jakarta.
Jurusan Pendidikan Kimia UNPAR, 2012, Penuntun
Praktikum Kimia Anorganik , Palangkaraya.
Kristian sugiarto, 2004. Kimia anorganik I. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
Mulyono, 2005. Kamus Kimia. Bandung : Bumi Aksara.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Natrium_tiosulfat
diakses pada tanggal 20 Mei 2012.
X. LAMPIRAN
~
Fotocopy Laporan Sementara Anorganik.
Teken in op:
Plasings (Atom)